BiOSC adalah sebuah kelompok studi di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang fokus menitikberatkan perhatian pada tumbuhan dari familia Orchidaceae

Minggu, 22 Juni 2014

Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Anggrek


            
Perawatan dan pemeliharaan tanaman anggrek merupakan inti budidaya anggrek. Dengan perawatan dan pemeliharaan yang tepat, anggrek akan tumbuh maksimal dan rajin berbunga. Factor utama yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan tanaman anggrek yaitu: 1)penempatan pada lingkungan  tumbuh yang sesuai, 2) penyiraman, 3) pemupukan dan 4) pengendalian hama dan penyakit.

Gambar 1. Budidaya Anggrek dan  teknik adaptasinya 


Lingkungan tumbuh merupakan faktor utama dalam perawatan anggrek. Apabila anggrek dipindahkan ke lingkungan tumbuh yang baru, kondisi lingkungan yang baru harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan asal, atau disebut sebagai Aklimatisasi. Hal ini dimaksudkan agar anggrek dapat tumbuh maksimal sesuai potensi anggrek tersebut. Faktor- faktor dalam lingkungan tumbuh yang berpengaruh adalah cahaya matahari, suhu udara, kelembaban udara, sirkulasi udara, awan, serta pencemaran udara. Cahaya matahari yang dibutuhkan oleh tiap anggrek berbeda-beda sebagai contoh :


Jenis Anggrek
Intensitas Cahaya
Paphiopedillum
10-15 %
Aerides
15-30%
Vanda
20-30%
Phalaenopsis
10-40%
Cattleya
20-40%
Dendrobium
50-65%
Oncidium
60-75%
Arachnis
100%




Kekurangan cahaya matahari bagi anggrek adapt menyebabkan daun berwarna pucat. Sementara kelebihan cahaya matahari bagi tanaman anggrek menyebabkan peningkatan laju evaporasi/ penguapan sehingga organ tanaman layu atau mati. Untuk anggrek anakan, dibutuhkan intensitas cahaya matahari relative sama yakni sebesar 10-15%. Setelah anggrek berumur 6 bulan sampai 1 tahun, diilatih/ diadaptasikan ke kondisi sinar matahari yang sesuai dengan habitat anggrek dewasa.

Gambar Perawatan Anggrek dan Pemotongan Keiki

Selain faktor cahaya, faktor suhu juga memiliki peranan penting dan mempengaruhi pertumbuhan anggrek. Perbedaan suhu lingkungan dengan kebutuhan suhu anggrek dapat mempengaruhi kualitas bunga (ukuran, ketebalan dan kecerahannya), kemampuan untuk berbunga, serta kecempatan pertumbuhan. Beberapa jenis anggrek berasal dari negara- negara yang memiliki suhu udara yang relatif  lebih  rendah dari negara tropis.
Tempat
Suhu
Anggrek
Dataran rendah
23 - 34° C
Dendrobium, Vanda, Oncidium, Cattleya, Arachnis, Renathera, dll
Kaki Gunung
17 - 29° C
Cattleya, Oncidium, Renathera, Vanda, dsb.
Daerah berhawa Dingin
14 - 25° C
Phalaenopsis, Paphiopedilum, Cymbidium, dsb

            Faktor lingkungan yang lain ialah kelembaban udara. Tanaman anggrek memerlukan kelembaban udara pada siang hari sebesar 65 – 70%. Kelembaban udara yang terlalu tinggi dapa memacu pertumbuhan bakteri, jamur, dan mikrobia lain yang menyebabkan daun dan akar membusuk. Kelembaban udara yang tinggi dapat dihindari dengan tidak menyiram anggrek pada sore menjelang malam hari, serta mengusahakan air siraman anggek kering menjelang malam hari.

            Selain itu, ada pula faktor penting lain yakni sirkulasi udara, awan, serta pencemaran udara. Sirkulasi udara (angin) berperan dalam mengatur kandunga O2 dan CO2 di sekitar tanaman anggrek. Oksigen dan karbon dioksida akan memperlancar proses asimilasi pada anggrek. Anggrek yang ditanam di taman tengah dalam rumah dapat mengalami perlambatan pertumbuhan dikarenakan sirkulasi udara yang kurang leluasa. Selain angin, terdapat pual awan yakni partikel kondensasi air yang menggantung di udara. Keberadaan awar di atas suatu daerah tidak menguntungkan bagi budidaya anggrek. Alasannya, awan yang menggantung di udara dapat menghalangi uap air di udara untuk terus naik ke atas sehingga atmosfer di daerah tersebut mengalami kenaikan suhu dan menimbulkan rasa gerah pada makhluk hidup karena kejenuhan uap air di udara (tidak dapat menguap). Selain  faktor tersebut, faktor pencemaran udara juga tidak kalah penting. Pencemaran udara dapat disebabkan oleh asap kendaraaan bermotor, asap pabrik, debu udara dan sebagainya. Partikel polutan tersebut secara fisik menutupi permukaan daun dan secara kimiawi meracuni anggrek dan menghambat proses fotosintesis.



            Dalam proses perawatan dan pemeliharaan anggrek, perlu juga memperhatikan masalah penyiraman. Fungsi penyiraman bagi anggrek antara lain dalam penyusunan protoplasma sel, pelarut unsure hara, sebagai medium berlangsungnya reaksi metabolism, sebagai bahan untuk reaksi hidrolisa, dan sebagai bahan untuk reaksi fotosintesis. Dalam penyiraman perlu juga diketahui bahwa anggrek relatif sedikit membutuhkan air. Air yang baik digunakan ialah yang netral (  pH 7). Kekurangan air pada anggrek dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman lambat, namun tidak mati. Sementara kelebihan air dapat menyebabkan tanaman menjadi busuk dan mati. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman antara lain: media tanam, jenis anggrek, serta kondisi lingkungan tumbuh. Dalam melakukan penyiraman, perlu diketahui kemampuan media tanam dalam menyimpan air. Dalam hal jenis anggrek, dilihat dari bulbusnya terdiri dari anggrek simpodial dan monopodial. Sementara jika dilihat dari  kondisi lingkungan tumbuh, terdapat 2 kondisi yakni lingkungan yang terbuka yang  memungkinkan cahaya matahari tinggi, terjadi lebih banyak evaporasi, dan menyebabkan kebutuhan penyiraman yang lebih banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar