BiOSC adalah sebuah kelompok studi di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang fokus menitikberatkan perhatian pada tumbuhan dari familia Orchidaceae

Sabtu, 29 Maret 2014

Medium Tumbuh



            Medium tumbuh merupakan substrat yang dibubtuhkan dalam budidaya anggrek yang diharapkan dapat memiliki kemampuan menyimpan air atau memiliki hara sehingga dapat menunjang kehidupan anggrek budidaya. Menurut Liptan BPTP Jakarta (2003) media tanam yang baik memiliki syarat tidak cepat lapuk, tidak menjadi sumber penyakit, mampu mengikat zat hara dan air dengan baik, mudah diperoleh serta ramah lingkungan.




            Media tanam dibagi ke dalam 2 jenis berdasarkan komponen kimianya yakni media organik dan media anorganik. Media tanam organic misalnya moss (lumut), pakis, pecahan, serutan atau potonga  kayu, arang serta sabut kelapa. Moss(lumut) merupakan salah satu medium organik yang digunakan sebagai substrat tempat tumbuh. Kelebihannya adalah dapat menyimpan air yang banyak.  Sementara itu kekurangannya antara lain mudah membusuk, mudah ditumbuhi mikrobia, dan harganya yang relative mahal. Moss yang umum digunakan adalah jenis Sphagnum. Selain moss, terdapat pula arang yang memiliki kelebihan adsorbs nutrient yang baik, mampu menetralisir unsur toksik, dapat menjadi tempat perlekatan akar yang baik, memiliki aerasi yang baik, serta tidak mudah ditumbuhi jamur (mikrobia) dan harganya yang relative murah. Satu kekurangannya ialah kurang dapat menyimpan air. Selain arang, media organic lain ialah pakis dengan kelebihannya antara lain dapat menyimpan air dengan baik, serta memiliki aerasi yang baik. Kekurangan pakis adalah mudah lapuk dan mudah ditumbuhi jamur. Media lain ialah sabut kelapa dengan kelebihannya yang baik dalam menyimpan air. Namun sabut kelapa mudah lapuk dan mudah ditumbuhi  mikroorganisme.

            Media tanam jenis kedua adalah media tanam anorganik yang dapat berupa Rockwool, Horticulture foam, Perlag, Perlite, Pasir, Batu apung, pecahan bata/ genting, dan zeolit. (Rittershausen and Rittershausen, 2008 ; Ginting, 2008). Zeolit merupakan media tanam anorganik yang memiliki kelabihan antara lain tidak mudah lapuk, tidak mudah ditumbuhi mikroorganisme maupun gulma, penyimpanan air yang cukup baik, dan memiliki sifat baik untuk perlekatan akar. Kekurangannya adalah harga yang relative mahal. Selain itu terdapat pula rockwool yang merupakan batuan basal dan batu kapur yang dipanaskan hingga menjadi lava. Lava tersebutu kemudian dimasukkan ke dalam mesin putaran untuk menghasilkan tekstur seperti putaran. Cara penggunaan rockwoll harus pula diperhatikan. Pada media rockwool yang belum siap pakai, pH rockwoll cenderung tinggi (basa) sehingga perlu direndam dalam larutan berpH 5,5 sampai 5 untuk menjadi netral. Kelebihan rockwool adalah lebih stabil secara kimiawi, tidak beracun, tidak menimbulkan polusi, dan baik untuk menyimpan panas (pada negara dengan musim dingin).




  Contoh lain medium anorganik adalah perlag dan perlite. Keduanya merupakan batuan silika (batuan vulkanik) dengan kelebihan aerasi yang baik, baik untuk menjaga kelembaban, pH netral, absorbs pupuk, herbisida dan gulma yang baik, dan tidak mudah ditumbuhi hulma. Kekurangannya adalah penyimpanan airnya kurang baik. Selain itu, terdapat pula horticulture foam yang memiliki kelebihan dapat menyimpan air dengan baik. Kekurangannya ialah panas, aerasinya yang kurang, srta harganya yang relative mahal. Media anorganik dapat pula berupa pasir. Kelebihan pasir adalah baik digunakan untuk anggrek terrestrial serta memiliki aerasi yang baik. Kekurangannya ialah kurang dapat menyimpan air. Pecahan genting dan batu bata juga dapat digunakan sebagai media tanam anggrek. Kelebihannya ialah baik untuk perlekatan akar, sementara kekurangannya tidak dapat menyimpan air.


            Secara umum, dapat dikelompokkan media tanam yang sesuai dengan sifatnya sebagai penahan air sebagai berikut:
Kelompok medium
Contoh medium
Media yang menyimpan banyak air
Sabut kelapa, moss, serbuk gergaji kayu

Media yang menyimpan air sedang
Arang, batu – bata, akar pakis dan serutan kulit kayu

Media yang tidak menyimpan air
Batu, pecahan genting


            Ukuran potongan medium tumbuh juga mempengaruhi kemampuan menyimpan air. Semakin kecil suatu potongan, semakin besar kemampuan menyimpan airnya, namun semakin kurang baik untuk perlekatan akar anggrek. Pada media, semakin banyak kandungan air di dalamnya, potensi bakteri dan jamur untuk tumbuh juga semakin meningkat. Dalam pemilihan medium harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan, terutama kelembaban dan suhu udara di tempat pemeliharaan anggrek tersebut. Karena memiliki sifat yang berbeda-beda, satu medium dan medium yang lainnya dapat dikombinasikan dengan komposisi tertentu untuk memenuhi seluruh kebutuhan anggrek dan memperoleh kondisi lingkungan yang ideal dengan kebutuhan anggrek. Misalnya, komposisinya dapat terdiri dari arang (diletakkan di dasar pot sekitar 1/3 tinggi pot), kemudian di atasnya diberi potongan pakis sampai ketinggian 1cm dari atas bibir pot (2/3 tinggi pot). Kedua media tanam memiliki ciri dan sifat yang berbeda. Arang dapat membantu memenuhi kebutuhan anti mikroba dan tempat perlekatan akar yang baik, sementara pakis dapat menyimpan air dan menjaga kelembaban tetap sesuai kebutuhan.


DAFTAR PUSTAKA
Ginting, B., 2008, Membuat media tumbuh anggrek- Surat Kabar Sinar Tani. 7 – 13 Mei 2008
LIPTAN BPTP Jakarta, No.01/RL/LIPTAN/BPTP-2003. http:Jakarta.litbang.deptan.go.id/klinikagribisnis/ -Klinik Agribisnis DKI Jakarta

Rittershausen, B., W. Rittershausen, 2008. Growing orchids successfully gardening indoors and out. Anness Publishing.Ltd. London.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar