BiOSC adalah sebuah kelompok studi di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang fokus menitikberatkan perhatian pada tumbuhan dari familia Orchidaceae

Senin, 23 Juni 2014

Mengenal Spathoglottis plicata

Siapa sih yang tidak kenal dengan spesies-spesies family Orchidaceae (suku anggrek) yang cantik dan elegant? Terlebih lagi jika kekayaan anggrek di Indonesia sudah mencapai nomor 1 di dunia yaitu dengan jumlah 5000 hingga 30.000 spesies anggreknya. Dari sekian banyak anggrek yang ada bila ditinjau dari segi cara hidupnya, anggrek dapat dibedakan menjadi 6 jenis yaitu anggrek saprofit (hidup pada bahan organic/sersah), epifit  (menempel di batang pohon), amoebofit (salah sau anggrek yang bisa dibedakan fase vegetative dan generatifnya), lithofit (di bebatuan) dan yang terakhir yang salah satu spesiesnya akan kita ulas yaitu tanggrek terestrik (hidup di tanah).

Spathoglottis  merupakan satu dari puluhan jenis anggrek terestrik.  Genus Spathoglottis bisa tumbuh dengan baik apabila kondisi lingkungannya  disokong dengan ketersediaan air, unsur hara, suhu dan sinar matahari yang cukup. Salah satu spesies dari genus Spathoglottis yang sudah lama dikenal di Indonesia adalah Spathoglottis plicata.


Spathoglottis plicata merupakan spesies yang paling banyak dijumpai. Nama generik Spathoglottis berasal dari bahasa Yunani “spathe” berarti pedang dan “glosa” atau “glotta” yang berarti lidah, mengacu pada karakteristik labellum dari genus ini (Davis and Steiner, 1982). Nama spesifik “plicata” diperoleh dari penampilan lekukan daun yang plicated (karakterisstik botanik yang digambarkan sebagai plicate).

Anggrek yang ditemukan pertama kali di daerah tropis ini memiliki ciri daun berbentuk seperti palem yang muncul dari pseudobulb (batang semu). Tangkai bunga muncul dari pangkal daun yang bertumpu pada batang semu. Bunga berbentuk tandan, dengan tangkai silindris, yang muncul setiap saat dalam jangka waktu 2 – 3 bulan, dengan kemekaran bunga dimulai dari atas ke bawah. Warna bunga Spathoglottis bervariasi dari ungu tua, ungu muda, merah ungu, pink, orange, kuning, coklat, putih dan campuran. Sehingga tidak heran jika Spathoglottis plicata memiliki daya tarik tersendiri bagi para penganggrek untuk dikembangkan. Ciri lain dari anggrek ini adalah  beberapa jenis memiliki panjang tangkai melebihi tinggi tanaman, sedangkan yang lain rangkaian bunga sembunyi di bawah kanopi tanaman karena tangkai bunganya yang pendek. Bunga mekar tidak serempak dalam satu rangkaian bunga, setelah 2-3 hari bunga layu dan diganti dengan bunga yang lain secara berurutan. Jumlah bunga yang mekar pada saat yang sama bervariasi dan jumlah bunga per tangkai bervariasi antara 6-30 bunga/tangkai (Hawkes, 1970)



Seperti sebagian besar   anggrek tanah lainnya, Spathoglottis plicata juga memerlukan   media tanah sebagai sumber  nutrisi dan hara. Pemakaian humus, pupuk dan kompos sangat diperlukan. Perbanyakan tanaman dilakukan dengan biji atau anakan tanaman. Akarnya cepat berkembang sehingga apabila ditanam di pot diperlukan pot ukuran besar. Soal perawatan, pangkaslah secara teratur dengan memotong daun  yang sudah cokelat atau tangkai yang mengering. <Bulan>


3 komentar:

  1. mau tanya, klo mau perbanyakan biji, bisakah dilakukan scr konvensional/alami ?

    BalasHapus
  2. mau tanya, klo mau perbanyakan biji, bisakah dilakukan scr konvensional/alami ?

    BalasHapus
  3. Kami baru mencoba menanam dgn memanfaatkan sumber bibit di sepanjang bukit kars dari sokomoyo s.d. gunungkelir

    BalasHapus