BiOSC adalah sebuah kelompok studi di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang fokus menitikberatkan perhatian pada tumbuhan dari familia Orchidaceae

Rabu, 23 April 2014

Divisi Konservasi BiOSC

Salah satu kegiatan penting dari Divisi Konservasi adalah menjaga kelestarian anggrek Indonesia dengan eksplorasi dan konservasi berkesinambungan. Salah satu anggrek yang terancam punah adalah Grammatophylum speciosum. Dalam Koran Tempo, Agung Satriyo - Penanggungjawab   anggrek hutan dari Komunitas Foto Biodiversitas Indonesia mengatakan, anggrek kini menjadi tanaman yang terancam punah karena dua hal yakni eksploitasi dan rusaknya habitat. Eksploitasi dipicu oleh semakin tumbuhnya hobi mengoleksi anggrek. Maraknya perdagangan anggrek, diakibatkan belum adanya pengetahuan mengenai pentingnya menjaga keanekaragaman hayati. Pembudidayaan anggrek umumnya tidak diimbangi dengan upaya konservasi. Gerakan konservasi sebenarnya bisa dilakukan dengan mengembalikan anggrek ke habitat aslinya sehingga anggrek di hutan tetap ada. Lemahnya penegakan hukum juga menjadi penyebab kian suburnya perdagangan anggrek. Padahal tanaman anggrek sudah dilindungi melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa. Dalam PP tersebut, sebanyak 29 spesies anggrek langka dilindungi seperti anggrek hitam (Coelogyne pandurata), anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum), dan anggrek aksara (Macodes petola). Namun, PP tersebut jarang dipakai untuk menjerat pedagang anggrek.
Selain itu, rusaknya habitat, seperti pembukaan atau alih fungsi hutan menjadi ancaman punahnya anggrek. Sebab  sebagian besar anggrek hidup epifit. Oleh karenanya, menjaga keberadaan anggrek di hutan, sama halnya dengan menjaga kelestarian hutan itu sendiri. Dalam satu pohon sedikitnya bisa terdapat 11 hingga 13 spesies anggrek. Lalu berapa anggrek yang hilang bila hutannya dirambah? (Div.Konservasi)


Selasa, 15 April 2014

Divisi Budidaya BiOSC

Kegiatan divisi budidaya saat ini masih rutin dalam melakukan perawatan anggrek yang dimiliki BiOSC di kampus, apalagi mulai awal kepengurusan ini BiOSC memiliki sedikit tambahan kesibukan untuk menjaga greenhouse yang terletak di sebelah laboratorium Bioteknologi bawah. 

Divisi budidaya juga melakukan relokasi anggrek – anggrek yang jatuh di sekitar taman depan laboratorium mikroteknik tumbuhan. Di tahun ini semoga  Divisi Budidaya bisa menjadikan pohon – pohon di kampus ditumbuhi oleh anggrek, sehingga semua civitas akademika biologi semakin mengenal anggrek kita.

Ada beberapa fakta unik divisi yang satu ini. 1) Lambang divisi budidaya yaitu  Dendrobium capra sudah mulai langka. 2)PH (pengurus harian) tahun ini sebagian besar anak budidaya (sombong –-“). Dan yang 3)Teknik – teknik Budidaya kebanyakan sesuai dengan teknik kultur jaringan.

Dalam budidaya anggrek perlu diperhatikan tipis – tipsnya  yaitu 1) Pada musim hujan harus rajin dilakukan penyemprotan fungisida dikarenakan anggrek rentan terinfeksi jamur. 2) Penyiraman sebaiknya dilakukan pagi hari, maksimal jam 9 karena faktu optimum untuk fotosintesis. 3) Penyiraman diusahakan tidak mengenai daun. Mengingat daun mudah terkena jamur. (Divisi Budidaya)