Perawatan dan pemeliharaan tanaman anggrek merupakan inti budidaya anggrek. Dengan perawatan dan pemeliharaan yang tepat, anggrek akan tumbuh maksimal dan rajin berbunga. Factor utama yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan tanaman anggrek yaitu: 1)penempatan pada lingkungan tumbuh yang sesuai, 2) penyiraman, 3) pemupukan dan 4) pengendalian hama dan penyakit.
Gambar 1. Budidaya Anggrek dan teknik adaptasinya
Lingkungan tumbuh merupakan faktor
utama dalam perawatan anggrek. Apabila anggrek dipindahkan ke lingkungan tumbuh
yang baru, kondisi lingkungan yang baru harus disesuaikan dengan kondisi
lingkungan asal, atau disebut sebagai Aklimatisasi.
Hal ini dimaksudkan agar anggrek dapat tumbuh maksimal sesuai potensi anggrek
tersebut. Faktor- faktor dalam lingkungan tumbuh yang berpengaruh adalah cahaya
matahari, suhu udara, kelembaban udara, sirkulasi udara, awan, serta pencemaran
udara. Cahaya matahari yang dibutuhkan oleh tiap anggrek berbeda-beda sebagai
contoh :
Jenis Anggrek
|
Intensitas Cahaya
|
Paphiopedillum
|
10-15 %
|
Aerides
|
15-30%
|
Vanda
|
20-30%
|
Phalaenopsis
|
10-40%
|
Cattleya
|
20-40%
|
Dendrobium
|
50-65%
|
Oncidium
|
60-75%
|
Arachnis
|
100%
|
Kekurangan
cahaya matahari bagi anggrek adapt menyebabkan daun berwarna pucat. Sementara
kelebihan cahaya matahari bagi tanaman anggrek menyebabkan peningkatan laju
evaporasi/ penguapan sehingga organ tanaman layu atau mati. Untuk anggrek
anakan, dibutuhkan intensitas cahaya matahari relative sama yakni sebesar
10-15%. Setelah anggrek berumur 6 bulan sampai 1 tahun, diilatih/ diadaptasikan
ke kondisi sinar matahari yang sesuai dengan habitat anggrek dewasa.
Gambar Perawatan Anggrek dan Pemotongan Keiki
Selain
faktor cahaya, faktor suhu juga memiliki peranan penting dan mempengaruhi
pertumbuhan anggrek. Perbedaan suhu lingkungan dengan kebutuhan suhu anggrek
dapat mempengaruhi kualitas bunga (ukuran, ketebalan dan kecerahannya),
kemampuan untuk berbunga, serta kecempatan pertumbuhan. Beberapa jenis anggrek
berasal dari negara- negara yang memiliki suhu udara yang relatif lebih
rendah dari negara tropis.
Tempat
|
Suhu
|
Anggrek
|
Dataran
rendah
|
23
- 34° C
|
Dendrobium, Vanda,
Oncidium, Cattleya, Arachnis, Renathera, dll
|
Kaki
Gunung
|
17
- 29° C
|
Cattleya, Oncidium,
Renathera, Vanda, dsb.
|
Daerah
berhawa Dingin
|
14
- 25° C
|
Phalaenopsis,
Paphiopedilum, Cymbidium, dsb
|
Faktor lingkungan yang lain ialah
kelembaban udara. Tanaman anggrek memerlukan kelembaban udara pada siang hari
sebesar 65 – 70%. Kelembaban udara yang terlalu tinggi dapa memacu pertumbuhan
bakteri, jamur, dan mikrobia lain yang menyebabkan daun dan akar membusuk.
Kelembaban udara yang tinggi dapat dihindari dengan tidak menyiram anggrek pada
sore menjelang malam hari, serta mengusahakan air siraman anggek kering
menjelang malam hari.
Selain itu, ada pula faktor penting
lain yakni sirkulasi udara, awan, serta pencemaran udara. Sirkulasi udara
(angin) berperan dalam mengatur kandunga O2 dan CO2 di sekitar tanaman anggrek.
Oksigen dan karbon dioksida akan memperlancar proses asimilasi pada anggrek.
Anggrek yang ditanam di taman tengah dalam rumah dapat mengalami perlambatan
pertumbuhan dikarenakan sirkulasi udara yang kurang leluasa. Selain angin,
terdapat pual awan yakni partikel kondensasi air yang menggantung di udara.
Keberadaan awar di atas suatu daerah tidak menguntungkan bagi budidaya anggrek.
Alasannya, awan yang menggantung di udara dapat menghalangi uap air di udara
untuk terus naik ke atas sehingga atmosfer di daerah tersebut mengalami kenaikan
suhu dan menimbulkan rasa gerah pada makhluk hidup karena kejenuhan uap air di
udara (tidak dapat menguap). Selain
faktor tersebut, faktor pencemaran udara juga tidak kalah penting.
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh asap kendaraaan bermotor, asap pabrik,
debu udara dan sebagainya. Partikel polutan tersebut secara fisik menutupi
permukaan daun dan secara kimiawi meracuni anggrek dan menghambat proses
fotosintesis.
Dalam proses perawatan dan
pemeliharaan anggrek, perlu juga memperhatikan masalah penyiraman. Fungsi
penyiraman bagi anggrek antara lain dalam penyusunan protoplasma sel, pelarut
unsure hara, sebagai medium berlangsungnya reaksi metabolism, sebagai bahan
untuk reaksi hidrolisa, dan sebagai bahan untuk reaksi fotosintesis. Dalam
penyiraman perlu juga diketahui bahwa anggrek relatif sedikit membutuhkan air.
Air yang baik digunakan ialah yang netral (
pH 7). Kekurangan air pada anggrek dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman
lambat, namun tidak mati. Sementara kelebihan air dapat menyebabkan tanaman
menjadi busuk dan mati. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman
antara lain: media tanam, jenis anggrek, serta kondisi lingkungan tumbuh. Dalam
melakukan penyiraman, perlu diketahui kemampuan media tanam dalam menyimpan
air. Dalam hal jenis anggrek, dilihat dari bulbusnya terdiri dari anggrek
simpodial dan monopodial. Sementara jika dilihat dari kondisi lingkungan tumbuh, terdapat 2 kondisi
yakni lingkungan yang terbuka yang
memungkinkan cahaya matahari tinggi, terjadi lebih banyak evaporasi, dan
menyebabkan kebutuhan penyiraman yang lebih banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar